Selasa, 12 Oktober 2010

Pemuda dan Sosialisasi

PEMUDA merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Pemuda selalu diidentikan dengan perubahan, betapa tidak peran pemuda dalam membangun bangsa ini, peran pemuda dalam menegakkan keadilan, peran pemuda yang menolak kekeuasaan.

Sejarah telah mencatat kiprah pemuda-pemuda yang tak kenal waktu yang selalu berjuang dengan penuh semangat biarpun jiwa raga menjadi taruhannya. Indonesia merdeka berkat pemuda-pemuda Indonesia yang berjuang seperti Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir, Bung Tomo dan lain-lain dengan penuh mengorbankan dirinya untuk bangsa dan Negara.
Dalam sebuah pidatonya, Sukarno pernah mengorbakan semangat juang Pemuda apa kata Sukarno “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia”. Begitu besar peranan pemuda di mata Sukarno, jika ada sembilan pemuda lagi maka Indonesia menjadi negara Super Power.

Satu tumpah darah, satu bangsa dan satu bahasa merupakan sumpah pemuda yang di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Begitu kompaknya pemuda Indonesia pada waktu itu, dan apakah semangat pemuda sekarang sudah mulai redup, seolah dalam kacamata negara dan masyarakat seolah-olah atau kesannya pemuda sekarang malu untuk mewarisi semangat nasionalisime. Hal tersebut di pengaruhi oleh Globalisasi yang penuh dengan tren.

Sukarno, Hatta, Syahrir seandainya mereka masih hidup pasti mereka menangis melihat semangat nasionalisme pemuda Indonesia sekarang yang selalu mementingkan kesenangan dan selalu mementikan diri sendiri.
Sekarang Pemuda lebih banyak melakukan peranan sebagai kelompok politik dan sedikit sekali yang melakukan peranan sebagai kelompok sosial, sehingga kemandirian pemuda sangat sulit berkembang dalam mengisi pembangunan ini.

Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyrakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.

Kini pemuda pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.

Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak.

Kaum muda senantiasa mengambil peran menentukan dalam perjalanan sejarah bangsa. Pada masa penjajahan, kaum muda dari berbagai daerah di Nusantara menyemai bibit persatuan dan kesatuan dalam bingkai “Soempah Pemoeda” (1928). Lalu di masa kemerdekaan, kaum muda tampil sebagai generasi pembebas, sehingga revolusi 1945 dikenal sebagai “Revolusi Pemuda”.

Demikian pula di tahun 1966, kaum muda memelopori peralihan kekuasaan dari Orde Lama yang penuh pertikaian ke era Orde Baru yang mengutamakan ketertiban. Namun penyimpangan kekuasaan cenderung berulang, sehingga pada tahun 1998, kaum muda bergerak kembali meluruskan arus reformasi kehidupan bangsa dan negara.

Tragisnya, generasi muda Indonesia sekarang hidup dan berkembang dibayang-bayangi dominasi budaya global. Peredaran narkoba, kenakalan remaja, dan tingkat kriminalitas sejalan dengan melemahnya sikap keberagamaan dan rendahnya kualitas pendidikan kaum muda. Keterpurukan moral itu merupakan fenomena nasional yang terjadi di kota-kota besar maupun di daerah-daerah terpencil. Jika tidak ada sense of emergency, tidak mustahil akan terjadi lost generation, hilangnya sebuah angkatan yang siap mengemban amanat masa depan bangsa. Untuk mengantisipasi bencana nasional itu agar tidak terjadi, Pemerintah harus segera mengambil tindakan seperti :

• Penangkalan bahaya demoralisasi di kalangan generasi muda sebagai akibat dari peredaran narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, tawuran/kriminalitas remaja, dan budaya hedonisme pada umumnya. Pembinaan mental rohani, pembentukan kepribadian tangguh, serta peningkatan keterampilan hidup akan diprioritaskan. 

• Penyelenggaraan “Gerakan Nasional Selamatkan Generasi Muda” berupa penumbuhan kultur demokrasi yang sehat, kompetitif, dialogis, rasional, dan mandiri dalam rangka membentuk identitas kebangsaan baru yang sejalan dengan tuntutan zaman.

• Pembelajaran kolektif di kalangan generasi muda dalam memahami sejarah, problematika kontemporer, dan kajian-kajian masa depan dalam rangka penumbuhan watak pemimpin bangsa yang kuat. Suatu lapis kepemimpinan baru (new leadership) perlu digalang sebagai konsekuensi dari reformasi berkelanjutan. 

• Perumusan kompetensi (core competence) bangsa sebagai konsensus bersama yang menjadi positioning bangsa Indonesia dan strategi nasional di tengah-tengah persaingan bangsa-bangsa di tingkat global.



sumber :
http://www.rianzdanar.co.cc/2009/12/pemuda-dan-sosialisasi.html
http://sosbud.kompasiana.com/2010/02/23/peranan-pemuda-dalam-sosialisasi-bermasyarakat/

4 komentar:

  1. like this lydia materinya dan penjelasannya bagus ;)
    thnksyou ...
    hahaha

    BalasHapus
  2. sama" sayangg
    aku cuma kutip" adjah nii dari banyak blog punya org ..
    sedikit sulit untuk mengerti tapi paham apa maksud blog nya :)

    BalasHapus
  3. iya dong walaupun mengutip yang penting artinya mengerti .
    ;) good.

    BalasHapus
  4. ahahaha,, siap" !!!
    belajar sedikit" untuk bisa mengartikan suatu artikel lagh ... ahahahaha

    BalasHapus